Laporan penelitian lengkap dapat diunduh di halaman berikut
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi adalah hal yang sangat penting, terutama di negara berpendapatan menengah seperti Indonesia. Saat ini, sekitar 26 juta warga Indonesia masih hidup dalam kemiskinan dan memiliki pekerjaan yang tidak stabil. Artinya, mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tetap menjadi kebutuhan yang mendesak.
Namun, ada konsekuensi serius dari model pertumbuhan ekonomi yang dijalani selama ini, yaitu peningkatan emisi karbon. Di satu sisi, Indonesia termasuk dalam 10 negara penyumbang gas rumah kaca terbesar di dunia. Namun di sini lain, penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menganggap deforestasi bisa dibenarkan asalkan membawa pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga masih belum dapat mengatasi masalah ketimpangan pendapatan.
Melihat situasi itu, kami bertanya: adakah narasi alternatif yang dapat menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dengan keberlanjutan serta keadilan sosial?
Untuk menjawabnya, kami melakukan serangkaian pengumpulan data yang bertujuan untuk memahami narasi dominan dan menyusun narasi alternatif yang persuasif. Pengumpulan data terdiri dari 2 tahap utama, yaitu:
Pemetaan narasi
Untuk mengetahui bagaimana masyarakat Indonesia memahami konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, kami menggunakan beberapa metode penelitian:
- Diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussions/FGD), dilaksanakan di 8 daerah yaitu, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Batubara, Pulau Obi, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Sigi. Terdapat total 148 peserta yang berpartisipasi.
- Q-Methodology, untuk memahami lebih lanjut tentang pemahaman masyarakat tentang pembangunan, keadilan sosial, dan keberlanjutan berdasarkan hasil FGD. Metode ini melibatkan 80 responden dari Kabupaten Siak dan Kabupaten Sigi.
- Analisis kuantitatif konten media sosial X/Twitter (quantitative content analysis), untuk melihat apabila percakapan di media sosial X/Twitter merefleksikan narasi dominan yang ada di masyarakat.
- Analisis kuantitatif konten dari pemerintah dan media massa (quantitative content analysis), dengan menganalisis 882 pidato dari pejabat negara seperti presiden, menteri, anggota DPR/MPR/DPD dan pemerintah daerah dari era Soeharto hingga Jokowi. Analisis konten media massa menggunakan 48.350 artikel dari majalah Tempo yang terbit dari tahun 1971 hingga 2023.
Pengujian narasi
Untuk menyusun narasi alternatif dan menguji apabila narasi alternatif dapat diterima oleh orang awam, kami menggunakan beberapa metode berikut:
- Penyusunan narasi alternatif menggunakan Metode Delphi, dengan melibatkan 14 panel ahli dari berbagai latar belakang seperti ekonomi, lingkungan, ilmu sosial, dan juga aktivis yang bekerja dengan komunitas rentan. Narasi alternatif yang disusun tentang bagaimana Indonesia bisa menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan dan keadilan sosial.
- Diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussions/FGD), untuk menguji apakah narasi alternatif dapat dimengerti, diterima, dan disetujui oleh orang awam. Terdapat total 24 peserta yang berpartisipasi di 4 sesi diskusi kelompok terpumpun di Kabupaten Trenggalek.
- Survei nasional dengan metode Randomized Controlled Trial (RCT), berupa survei daring yang melibatkan 4.315 responden. Responden secara acak menerima salah satu dari 5 narasi alternatif berbeda atau 1 narasi kontrol. Selain itu, terdapat eksperimen conjoint untuk mengetahui aspek apa dalam pembangunan yang dianggap paling penting oleh masyarakat.
Hasil temuan utama pada tahap pengujian narasi belum tersedia untuk publik dan akan dirilis di pembaruan situs selanjutnya.
Hasil temuan riset ini dapat menjadi rujukan bagi siapa pun yang ingin menyusun strategi komunikasi, mengembangkan kampanye publik, atau mereplikasi studi mengenai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.


